see the light - part 1 - special

From GC001

--

JPCC See The Light


Setelah pandemi selama hampir 3 tahun full, tahun 2022 menjadi seperti tahun pemulihan. Secara bertahap ruang publik mulai dibuka kembali, kegiatan publik mulai diadakan kembali, salah satunya konser musik. Termasuk saya, Christy, dan terpantau beberapa teman lainnya antusias untuk menghadiri acara konser JPCC See The Light di hari Sabtu, 5 November 2022 yang lalu. Acara konser berlangsung selama 3 jam full dari jam 18.30 sampai jam 21.30 dengan penuh energi.


Meskipun banyak hal-hal yang ingin dikeluhkan, tapi lebih banyak hal lagi yang patut disyukuri. Bisa dibilang blessings in disguise buat kami.


Berhubung kami bukan anak konser (kurang pengalaman), kami tidak merencanakan waktu dengan baik. Meskipun acara konser dimulai pada jam 18.30, gate sudah dibuka sejak pukul 16.30 sore. Dengan berpikiran bahwa kami membeli tiket seated numbers, kami memutuskan untuk berangkat pukul 17.00 dan memperkirakan akan tiba pukul 17.45. Apalagi siangnya sempat hujan sangat deras, jadi hawanya cukup sejuk untuk sedikit leyeh-leyeh di kasur. Masih sangat cukup waktu, pikir kami. Tapi kami ternyata salah perkiraan.


Ternyata sore itu GBK sangat ramai, seluruh gerbang GBK ditutup karena parkiran penuh. Imbasnya, jalanan sekeliling GBK sangat macet. Kami kebingungan mencari parkir karena waktu sangat mepet. Akhirnya Christy mencetuskan ide untuk parkir di FX Sudirman. Maka mobil segera saya arahkan ke sana. Namun perjuangan belum selesai karena parkiran FX juga tidak kalah penuhnya. Waktu menunjukkan pukul 18.15 dan kami belum juga mendapat spot parkir. Saya bilang, kalau sampai satu loop ini lagi tidak dapat juga, kita ke hotel Mulia untuk parkir. Puji Tuhan, tidak berapa lama kami dibantu oleh petugas dan mendapatkan parkir. Inilah berkat pertama untuk kami.


Bergegas kami jalan ke arah Stadion Madya GBK (saya minta Christy tidak berlari karena kejompoan kami saya). Kami sudah pasrah datang terlambat, dengan tujuan tidak panik berlebih. Mendekati gate, antrian sudah mengular dan akhirnya malah sedikit panik juga. Sambil bertanya ke petugas usher, ternyata yang mengular itu antrian tiket Festival. Sedangkan karena kami tiket Bronze, kami boleh masuk lewat jalur khusus Bronze yang ternyata lebih kosong. Ini berkat kedua untuk kami.


Memasuki arena Stadion Madya, kami mencari tempat duduk kami dengan dibantu oleh usher. Ternyata tempat duduk kami berada di posisi paling pinggir (aisle) untuk blok tersebut. Di posisi tersebut, meskipun tidak persis di center, pandangan kami tidak terlalu terhalang oleh orang lain. Selain itu sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik meskipun banyak sekali orang. Kami tidak kepanasan dan bisa bernafas. Bahkan kami masih bisa jumping dengan keluar sedikit ke aisle. Ini berkat ketiga untuk kami.


Di venue yang open door seperti itu, sempat terbersit kekuatiran apakah akan hujan atau tidak, mengingat ini musim hujan. Tapi memang kuasa doa sungguh besar, saya yakin cuaca hari itu termasuk sebagai salah satu pokok doa demi keberlangsungan acara hari itu. Meskipun siang harinya sempat hujan sangat deras, malam itu langit sangat cerah. Bulan terlihat bersinar sangat terang malam itu, dengan bayangan awan yang terlihat sangat tipis. Ini berkat keempat untuk kami.


Seselesainya acara, Christy membeli official merchandise yang ada. Sambil menunggu Christy, saya melihat beberapa orang yang melepas dahaga dengan meminum segelas es jeruk. Dengan kondisi saya yang tidak membawa minum malam itu, mata saya menjelajah melihat tenda-tenda lain, tapi tidak menemukan tanda-tanda dimana minuman itu dijual. Ah sudahlah, pikir saya. Selesai belanja, kami berjalan melewati jalur kami datang tadi. Ternyata tidak jauh dari gate, ada warung-warung kecil yang menjual makanan minuman. Karena kami sama-sama kelaparan, kami memutuskan untuk jajan sesuatu yang sehat untuk mengisi perut. Terlihat satu warung penjual susu dan kami bersiap memesan. Ternyata selain susu, tersedia juga jus buah. Kami memutuskan memesan jus alpukat. Sehat dan mengenyangkan, lumayan untuk mendetoks samcan babi siang tadi. Saat mengantri pesanan, ada orang yang pesan es jeruk! Malam itu kami kenyang dengan minum jus alpukat (dan tambah es jeruk untuk saya). Ini berkat kelima untuk kami.


Keluar dari kompleks GBK menuju FX, kami melihat jalanan sangat macet di kedua arahnya. Sudah larut malam, kondisi super capek (maklum remaja jompo), masih harus melewati macet pula. Terima kasih Tuhan, malam itu saya tidak sendirian di mobil, kata saya dalam hati. Enjoy the ride saja lah. Waktu saatnya bayar parkir, saya bertanya kepada petugas apakah ini keluarnya langsung menuju Sudirman. Ternyata iya, sehingga saya tidak perlu melalui kemacetan yang ada di Senayan. Kalau saja tadi kami parkir di hotel Mulia, jalur pulangnya akan macet, alih-alih langsung lancar lewat Sudirman. Ini berkat keenam untuk kami.


Kalau saja kami beli tiket lebih cepat atau lebih lambat. Kalau saja kami beli tiket untuk kelas yang lain. Kalau saja tadi kami berangkat lebih awal. Kalau saja tadi kami dapat parkir di kompleks GBK. Kalau saja, kalau saja, kalau saja. Tapi semua yang kami lewati hari itu, yang baik maupun yang tidak mengenakkan, ternyata semuanya adalah satu rangkaian rencana yang terbaik dari Tuhan untuk kami. Mungkin yang saat itu bisa kami hitung secara kasat mata masih terbatas. Tapi kami yakin masih banyak lagi berkatNya yang tidak kasat mata yang terjadi malam itu.


Jika kami lihat lagi semua kejadian untuk acara itu secara satu rangkaian utuh, sungguh Tuhan memberikan skenario yang terbaik untuk kami. Kalau meminjam kalimat tetangga sebelah, nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan. Because despite of all the uncomfortable circumstances that happens, there are many other things to be grateful for.


Have a blessed day, gais!


--


Non edited version, bagus ya gais bisa counting berkat Tuhan, GBU all 😇💖

Comments

Popular posts from this blog

perjalanan pencarian karier pertama (1/2)

ego vs soul

Runawaynope