Purpose Driven Life #4 diciptakan untuk menjadi serupa denganNya

Halo lagi! di post kali ini kita akan masuk ke ringkasan Purpose #3 "Kita Diciptakan untuk Menjadi Serupa dengan Kristus". Dengan adanya social distancing, jadi bisa banyak update di blog karena #DiRumahAja hehehe. Semoga kita semua bisa mengisi waktu-waktu ini dengan bermakna ya gais 😇
Ringkasan ini bersumber dari buku The Purpose Driven Life / Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan yang ditulis oleh Pastor Rick Warren.

Source: Bukalapak.com

KITA DICIPTAKAN UNTUK MENJADI SERUPA DENGAN KRISTUS

Kolose 2:7 Hendaklah saudara berakar di dalam Dia dan memperoleh kekuatan dari Dia. Berusahalah agar terus-menerus tumbuh di dalam Tuhan, dan menjadi kuat serta bersemangat dalam kebenaran.

Day 22 Diciptakan untuk Menjadi Serupa dengan Kristus

Seperti Allah, (1) kita adalah makhluk-makhluk roh, yaitu roh kita kekal dan akan hidup lebih lama dari tubuh jasmani kita. (2) kita memiliki akal budi, yaitu kita bisa berpikir, bernalar, dan memecahkan masalah. (3) kita memiliki sifat suka berhubungan, yaitu kita bisa memberi dan menerima kasih sejati. (4) kita memiliki kesadaran moral, yakni kita bisa membedakan yang benar dan yang salah, yang membuat kita bertanggung jawab kepada Allah.
Keinginan untuk menjadi allah muncul setiap kali kita berupaya mengendalikan keadaan, masa depan, dan orang-orang di sekeliling kita. Allah bukan ingin kita menjadi Allah tetapi bersifat seperti Allah, yakni mengambil nilai, sikap, dan karakterNya. Sasaran utama Allah bagi kehidupan kita di dunia bukanlah kenyamanan, tetapi pengembangan karakter. Mengubah karakter bukan kepribadian (keunikan). Karakter yang diinginkan seperti dalam (1) ucapan bahagia Yesus, (2) buah Roh, (3) pasal Paulus tentang kasih, dan (4) daftar yang ditulis Petrus tentang kehidupan yang efektif dan produktif.
Roh Allah yang Bekerja di dalam Diri Kita
  • Kita harus bekerja sama dengan pekerjaan Roh Kudus; Roh Kudus melepaskan kuasaNya saat kita mengambil langkah iman. Bergerak dalam kelemahan, melakukan hal yang benar sekalipun ada ketakutan dan berbagai perasaaan kita. Dalam usaha ini karakter kita berkembang, dan kita mengalami pertumbuhan rohani.
  • Allah menggunakan FirmanNya, orang-orang, dan keadaan untuk membentuk kita. Mempelajari dan menerapkan Firman Allah, berhubungan terus-menerus dengan umat percaya lainnya, dan belajar mempercayai Allah dalam keadaan-keadaan yang sulit.
  • Menjadi seperti Kristus adalah suatu proses pertumbuhan yang lama dan lambat. Allah lebih tertarik pada diri kita (karakter) daripada apa yang kita lakukan.
II Korintus 3:18b “Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya dalam kemuliaan yang semakin besar.”

Day 23 Bagaimana Kita Bertumbuh

Pertumbuhan rohani tidak otomatis, memerlukan komitmen yang terencaan. Ada kemauan, keputusan, upaya, dan terus menerus bertumbuh dalam pertumbuhan. Komitmen yang kita buat membentuk kehidupan kita. Setiap pilihan memiliki akibat yang abadi.
  • Bagian Allah dan bagian kita. Keserupaan dengan Kristus merupakan hasil dari kebiasaan membuat pilian-pilihan seperti Kristus dan bergantung pada RohNya untuk menolong memenuhi pilihan-pilihan itu. Mengubah tindakan dengan cara baru, kebiasaan baru, cara pikir baru.
  • Mengubah kemudi kita. Untuk mengubah kehidupan, harus terlebih dahulu mengubah pola pikir. Kemauan keras hanya dapat mengubah hidup selama sementara, setelah itu kit kelelahan dan menyerah. Cara yang terbaik adalah mengubah pola pikir, cara pikir menentukan cara merasa, dan cara merasa mempengaruhi cara bertindak. Alkitab mengatakan cara pikir yang mementingkan diri sendiri adalah sumber dari perilaku yang berdosa; memusatkan perhatian pada perkara yang di atas dan kepentingan orang lain.
Kehidupan Kristen jauh melebihi pengakuan iman dan keyakinan; tetapi meliputi perilaku dan karakter. Kekristenan bukan sebuah agama atau filsafat, tetapi sebuah hubungan dan gaya hidup.
Roma 12:2b “Biarlah Allah mengubahmu dari dalam dengan perubahan pikiranmu secara sempurna. Kemudian kamu akan mampu mengetahui kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Day 24 Diubahkan Lewat Kebenaran

Untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita harus memenuhi hidup dengan FirmanNya. Firman Allah adalah hidup, menghasilkan kehidupan, menumbuhkan iman, mendatangkan perubahan, membuat Iblis takut, menyebabkan mukjizat, menyembuhkan sakit hati, membangun karakter, mengubah keadaan, memberikan sukacita, mengatasi kesusahan, mengalahkan pencobaan, memberikan pengharapan, melepaskan kuasa, menyucikan pikiran, menciptakan berbagai hal, dan menjamin masa depan kita selamanya.
Tinggal dalam Firman Allah, dalam kehidupan sehari-hari meliputi 3 kegiatan:
  • Kita harus menerima otoritas Firman Allah.
Alkitab harus selalu menjadi standar yang berotoritas, penentu dalam hidup; kompas untuk penunjuk arah, nasihat untuk membuat keputusan bijak, patokan yang digunakan untuk menilai segala sesuatu.
Jangan berdasar pada otoritas yang tidak dapat diandalkan: budaya (“semua orang melakukannya”), tradisi (“kita selalu melakukannya”), nalar (“sepertinya itu masuk akal”), atau emosi (“rasanya tepat”)
  • Kita harus menerima kebenaran Firman Allah.
Kita harus mengisi pikiran dengan kebenaran Firman sehingga Roh Kudus dapat mengubah kita dengan kebenaran itu. Ada 5 cara: (1) Menerimanya, menyambut Firman dengan sikap rendah hati, terbuka, dan reseptif, (2) Membacanya, setiap hari untuk berada pada jangkauan suara Allah, (3) meneliti/mempelajarinya, mengajukan pertanyaan tentang teks dan menuliskan pengertian kita, (4) menghafalnya, menghafal ayat membantu kita melawan pencobaan, membuat keputusan bijak, mengurangi ketegangan, membangun rasa percaya diri, memberikan nasihat baik, dan menyampaikan iman kepada orang lain, (5) merenungkannya, cara berpikir yang difokuskan, melakukannya sepanjang hari merupakan kunci doa yang dikabulkan dan rahasia kehidupan yang berhasil.
  • Kita harus menerapkan prinsip-prinsipnya.
Menjadi pelaku Firman adalah hal terpenting, menjadi anggota kelompok kecil pendalaman alkitab dapat membantu kita. Cara terbaik untuk menjadi pelaku firman adalah selalu menulis langkah tindakan sebagai hasil dari pembacaan Firman. Setiap penerapan akan meliputi hubungan kita dengan Allah, orang lain, maupun karakter pribadi kita.
Alkitab bukan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan kita, tetapi untuk mengubah hidup kita.
Yohanes 8:31-32 “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakakn kamu.

Day 25 Diubahkan Lewat Persoalan

Tuhan menggunakan keadaan untuk membangun karakter kita. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang kebal akan masalah, satu masalah selesai, masalah lain sudah menanti. Allah memakai masalah untuk menarik kita mendekat. Melalui penderitaan kita dapat mengenal Yesus. Pengalaman penyembahan yang paling hebat dan mendalam kerap kali dalam masa tergelap kita. Masalah mendorong kita untuk memandang dan bergantung padaNya. Allah adalah satu-satunya yang kita butuhkan sebelum Allah menjadi satu-satunya yang kita miliki. Segala sesuatunya terjadi dalam seizin Tuhan.
Semakin sulit suatu masalah, semakin besar potensi untuk membangun otot-otot rohani dan serat moral, membentuk iman yang murni. Keadaan batiniah bersifat sementara, tetapi karakter lahiriah kekal.
Jangan kalah dari masalah dan menjadi kecewa. Cobalah menanggapi masalah seperti Yesus:
  • Ingatlah bahwa rencana Allah itu baik; Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita dan Ia memperhatikan kepentingan kita. Kita fokuskan pikiran pada rencana Allah yang berujung pada kemuliaan kekal. Corrie ten Boom mengatakan, ”Jika anda memandang dunia, anda akan mendeerita. Jika anda memandang diri sendiri, anda akan tertekan. Namun jka anda memandang Kristus, anda akan tenang.”
  • Bersukacitalah dan mengucap syukur; “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”, “Bersukacilahal senantiasa dalam Tuhan!”
  • Menolak untuk menyerah; bersabar dan bertekunlah, hingga kita mencapai kedewasaan. Berdoalah “bentuklah aku” “apa yang Engkau ingin aku pelajari?” saat dalam pencobaan.
Kita mengetahui bahwa kita sedang menjadi dewasa bila kita mulai melihat tangan Allah di dalam lingkungan kehidupan yang acak, membingungkan, dan sepertinya tanpa arti.
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah.”

Day 26 Bertumbuh Lewat Pencobaan

Setiap pencobaan adalah kesempatan untuk berbuat baik, batu loncatan untuk semakin mendekati karakter Yesus. Allah mengembangkan buah Roh dengan membiarkan kita mengalami berbagai keadaan di mana kita tergoda untuk mengungkapkan sifat yang justru berlawanan; Allah mengajar kita mengasihi dengan menempatkan beberapa orang tidak menyenangkan di sekeliling kita; kerendahan hati bertumbuh bila kita menolak menjadi sombong; ketekunan berkembang setiap kali kita menolak pencobaan untuk menyerah.
Pencobaan bekerja mengikuti proses 4 langkah:
  1. Iblis mengenali suatu keinginan di dalam diri kita; dimulai ketika iblis mengusulkan dengan suatu pemikiran untuk menyerah pada sebuah keinginan jahat, atau agar kita memenuhi suatu keinginan yang logis dengan cara atau waktu yang salah (misalnya berupa jalan pintas). Pencobaan dimulai dari dalam diri kita, dari pemikiran, keinginan batin.
  2. Keraguan; tahap berikutnya adalah keraguan akan apa yang telah Allah firmankan tentang dosa.
  3. Tipu Daya; Iblis menawarkan dustanya untuk menggantikan kebenaran Firman Allah, tak ada istilah dosa kecil, jangan peduli walau semua orang melakukannya.
  4. Ketidaktaatan; tindakan berdasarkan pikiran yang selama ini ditimbang-timbang dalam benak, memenuhi keinginan yang jahat.
Langkah-langkah mengalahkan pencobaan:
  • Jangan mau diintimidasi; Jangan merasa malu karena terkena pencobaan, itu adalah normal, pelengkap hidup dan tanda bahwa Iblis membenci kita. Dicobai bukan dosa, kalau kita menyerah padanya barulah dosa. Contohnya rasa terpikat bukanlah hawa nafsu, sebelum kita mulai memikirkannya. Iblis kerap mengganggu saat kita berdoa, jangan takut aau malu karenanya, pusatkan pikiran kembali kepada Allah.
  • Kenali pola pencobaan kita dan bersiaplah menghadapinya; jangan lengah, kenali situasi-situasi di mana kita biasanya rentan. Kenali pola khas pencobaan kita; kapankah? Di manakah? Siapa yang bersama kita saat itu? Bagaimana biasanya kondisi perasaan kita saat itu? Setelah itu bersiap untuk menghindari situasi-situasi tersebut sebanyak mungkin.
  • Mintalah pertolongan Allah; “Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan aku.” Jangan takut dan malas meminta pertolonanNya.
Yakobus 1:12 “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.


Day 27 Mengalahkan Pencobaan

Selalu ada jalan keluar. Tuhan telah berjanji tidak memberikan beban yang lebih besar dari kekuatan kita untuk menanggulaninya. Namun kita juga harus melakukan bagian kita dan melakukan 4 kunci alkitabiah untuk mengalahkan pencobaan ini:
  1. Pusatkan kembali perhatian kita pada sesuatu yang lain; semakin hebat kita melawan sebuah perasaan, semakin hebat ia menguasai dan mengendalikan kita, kita memperkuatnya setiap memikirkannya. Karena pencobaan selalu dimulai dari pikiran, cara tercepat untuk menetralkan daya tariknya adalah dengan mengalihkan perhatian kita pada ide lain. Contoh: seorang pembicara daripada memikirkan perasaan 'Jangan gugup' lebih baik memikirkan Allah, pentingnya pembicaraannya, atau kebutuhan audiences. "Waspadalah dengan caramu berpikir; hidupmu dibentuk oleh pikiran-pikiranmu" "Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus". Memprogram kembali cara pikir memerlukan latihan seumur hidp dengan bantuan Roh Kudus.
  2. Ungkapkan pergumulan kita pada seorang teman yang saleh atau kelompok yang mendukung; beberapa pencobaan (kebiasaan buruk yang terus-menerus, kecanduan, pencobaan bersiklus maksud baik-kegagalan-rasa bersalah yang terus berulang) hanya bisa diatasi denga bantuan seorang rekan yang mendoakan, mendorong, dan menjaga akuntabilitas kita. Rencana Allah bagi kemerdekaan dan pertumbuhan kita melibatkan orang Kriste lainnya. "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh",  memang memalukan mengakui kelemahan, tetapi kurangnya kerendahan hati tidak membuat kita lebih baik "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati. Karena itu tunduklah kepada Allah".
  3. Lawanlah Iblis; Yakobus 4:7b "Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" "Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah". Langkah pertama menerima keselamatan dari Allah yang melindungi pikiran kita sehingga Iblis tak bisa memaksa kita. Langkah kedua menggunakan Firman Allah yang berkuasa, seperti Yesus yang melawan pencobaan padang gurun Iblis dengan mengutip Firman.
  4. Sadarilah kerentanan kita; Jangan pernah sombong dan terlalu percaya diri, "Betapa liciknya hat, lebih licik dari pada segala sesuatu" "Janganlah terlalu naif dan percaya diri. Kamu tidak terkecuali. Kamu bisa benar-benar jatuh semudah orang lain jatuh. Lupakan percaya dirimu; itu tidaklah berguna. Kembangkan keyakinan kepada Allah."
I Korintus 10:13b “Sebab Allah setia dank arena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 

 

Day 28 Perlu Waktu

Tidak ada jalan pintas menuju kedewasaan. Membutuhkan waktu untuk pertumbuhan rohani, seperti halnya pertumbuhan fisik. Sementara kita memikirkan seberapa cepat, Allah memikirkan seberapa kuat kita bertumbuh, Ia memandangnya dari dan untuk kekekalan. Kita menginginkan sebuah khotbah, seminar, pengalaman yang akan dengan cepat memecahkan semua masalah, tetapi kedewasaan sejati tidak pernah dihasilkan dari sebuah pengalaman tunggal, tak peduli sehebat apapun pengalaman itu.
Alasan mengapa perlu waktu begitu lama untuk berubah dan bertumbuh:
  • Kita memerlukan orang-orang yang lambat belajar; sejarah Israel menggambarkan betapa cepatnya kita melupakan pelajaran-pelajaran yang Allah ajarkan dan kembali pada pola perilaku lama yang salah. Kita perlu pengalaman yang berulang-ulang.
  • Kita punya banyak hal untuk kita belajar tinggalkan; Dibutuhkan kerja keras untuk 'menanggalkan manusia lama' dan 'mengenakan manusia baru'. Walau kita diberi sifat baru saat pertobatan, kita masih memiliki kebiasaan, pola, dan praktik lama yang perlu dibuang dan diganti.
  • Kita takut untuk dengan rendah hati menghadapi kebenaran tentang diri kita sendiri; Hanya ketika Allah diizinkan untuk memancarkan terang kebenaranNya atas kesalahan, kegagalan, dan kesukaran kita, kita bisa mulai mengatasinya. Perlu sikap rendah hati dan mau diajar.
  • Pertumbuhan seringkali menyakitkan dan menakutkan; orang sering membangun identitas mereka di sekitar kelemahan mereka, ada rasa takut kehilangan cara-cara lama karena sudah nyaman dan terbiasa. Ketakutan menghambat pertumbuhan.
  • Kebiasaan membutuhkan waktu untuk berkembang; pengulangan merupakan induk dari karakter dan keterampilan.  Keseluruhan kebiasaan membangun karakter, 'disiplin rohani'. 
Pemuridan merupakan proses menjadi serupa dengan Kristus, perjalanan menuju keserupaan dengan Kristus akan berlangsung seumur hidup. Perjalanan ini meliputi: (1) percaya (melalui penyembahan), (2) menjadi anggota (melalui persekutuan), dan (3) pantas (melalui pemuridan).
Beberapa cara untuk bekerja-sama dengan Allah dalam proses pemuridan:
  • Percayalah bahwa Allah sedang bekerja di dalam kehidupan kita bahkan ketika kita tidak merasakannya; Pertumbuhan rohani kadang membosankan, satu langkah kecil tiap hari, bertahap. "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."
  • Milikilah sebuah buku catatan atau jurnal dari pelajaran-pelajaran yang dipelajari; tuliskan berbagai wawasan dan pelajaran-pelajaran kehidupan yang Allah ajarkan tentang Dia, diri kita sendiri, tentang kehidupan, huungan, dan segala sesuatu lainnya. Tujuannya adalah agar kita dapat meninjau ulang, mengingatnya, dan mewariskan ke generasi berikut. "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus."
  • Bersabarlah dengan Allah dan dengan diri kita sendiri; Allah tidak tergesa-gesa dan selalu tepat waktu, Ia memakai seluruh hidup kita untuk mempersiapkan kita bagi peranan di dalam kekekalan. Musa memerlukan waktu 80 tahun (termasuk 40 tahun di gurun).
  • Jangan menjadi kecil hati; Allah berkata pada Habakuk, "Segala hal yang telah kurencanakan ini tidak akan terjadi dengan segera. Meskipun demikian pasti saat penggenapan penglihatan ituakan tiba. Jika tampaknya lambat, janganlah putus asa, karena semua itu akan terjadi. Bersabarlah! Semua itu tidak akan terlambat barang sehari pun!" Ingatlah seberapa jauh kita telah datang, bukan hanya seberapa jauh kita harus pergi. PBPGINFWMY 'Please be patient, God is not finished with me yet.'
Filipi 1:6 “Allah sendiri yang memulai pekerjaan yang baik itu padamu, dan aku yakin Ia akan meneruskan pekerjaan itu sampai selesai pada Hari Kristus Yesus datang kembali.”


PURPOSE DRIVEN SERIES:

#4 diciptakan untuk menjadi serupa denganNya

Comments

Popular posts from this blog

burung bersayap emas

speedy recovery

improve communication